Rabu, 30 Desember 2009

HappY new Year!! ^^

Selasa, 15 Desember 2009

Renungan



sekedar renungan… semoga bermanfaat bagi kita semua..
——————————————————
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri
karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia
juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada
disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi
kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya
sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya
bertanya, “Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah
denganku…?”

Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia
menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk
surat singkat kepada gadis itu, “Sayangku, tolong jaga baik-baik mata
saya.”
——————————–
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat
status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana
keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap
siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan
di saat yang paling menyakitkan.
——————————–
Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu -
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu,..
Ingatlah perjuangan ibu yang antara hidup dan mati saat melahirkanmu

Saudaraku

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak,
tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang
membersihkan atau menyapu lantai – Ingatlah akan orang gelandangan yang
tinggal di jalanan.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu
Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang
menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus
menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena
engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan jangan lupa
bersyukur dan bersujud mengharapkan Rido Nya.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, SEAKAN AKAN HIDUP ABADI
BERDO’A DAN IBADAH LAH SEAKAN AKAN MATI BESOK
-==========================

***

NB: Dikutip dari Komentar Ahmad Alfauzi di Blog Rinduku

Buka Semangat Baru

Ello, Ipang, Lala, Berry (Saint Loco) - Buka Semangat Baru (OST Coca-Cola)

[ello]

hello teman semua

ayo kita sambut, hari baru telah tiba

apa yang kurasakan, ku ingin engkau tahu

dan berbagi bersama

*reff

buka kita buka hari yang baru

sebagai semangat langkah ke depan

jadi pribadi baru

buka kita buka jalan yang baru

tebarkan senyum wajah gembira

damai suasana baru

bukalah bukalah semangat baru

bukalah bukalah semangat baru

bukalah bukalah semangat baru

[berry 'saint loco']

coba diam walau hanya tuk sejenak,

dengarkan kata dari s’gala yang ku ucap,

ku jelang pagi ini nikmati damai di hati,

dalam waktu penuh arti karena aku dicintai,

ku ingat kemarin suasana tak bersemangat,

namun kini ku jalani dan semua rasanya tepat,

bersama kita coba wujudkan harapan,

membuka jalan dalam ‘gapai setiap tujuan.

[ipang]

mentari bersinar… selalu

ini yang ku minta penuh semangat tertawa

bersamamu teman semua

kar’na ini saatnya kita nyanyi bersama

[ello & all]

buka kita buka hari yang baru

sebagai semangat langkah ke depan

jadi pribadi baru

buka kita buka jalan yang baru

tebarkan senyum wajah gembira

damai suasana baru

[lala]

dengarkan hatimu, pastikan pilihanmu

esok mentari kan datang, bawa sejuta harapan

kita jumpa di sana, berbagi bersama

dan kita tahu, pelangi yang satukan kita

back to *

Open Happiness

Open Happiness

by: Butch Walker final MIX

ahhh..ohhh
Well hello is this thing on
Is anybody listening
A brand new day has begun

The first thing that I want do
Make sure that you feel it too
So I'm not the only one

C'mon lift me up (it's a brand new day)
Open up a lil happiness today
So I can be someone new
C'mon and lift me up (to a better way)
Open up a smile on another face
So I can (feel something new)

Open up some happiness
Open up some happiness
Open up some happiness

Oh, excuse me
*Ahem* *Ahem* let me clear my throat
So you can hear clearly every word spoke
Today I woke feeling lovely
Happiness overflowin' knowin' somebody loves me
Just think yesterday I was down and out
Now there's not a single thing for me to frown about
And the same thing can happen to you
Smiling so hard my mouth look like a capital "U"

I want the sun to shine
All the time
Is that too much to ask
Oh, I want to have some fun
I want all my friends to come
Cause it's now or never
Learn the words and sign together

C'mon lift me up (its a brand new day)
Open up a lil happiness today
So I can be someone new
C'mon and lift me up (to a better way)
Open up a smile on another face
So I can (feel something new)

Open up some happiness
Open up some happiness
Open up some happiness

Your heart deserves your trust
A choice made for all of us
The sun will come back tomorrow
There's a message in a bottle
So come on I'll meet you there
There's enough sunshine to share
As long as you know
The bridge between us is a rainbow

C'mon lift me up (its a brand new day)
Open up a lil happiness today
So I can be someone new
C'mon and lift me up (to a better way)
Open up a smile on another face
So I can (feel something new)

Open up some happiness
Open up some happiness

I'II Be


"I'll Be"

By: Edwin McCain

The strands in your eyes that color them wonderful
Stop me and steal my breath.
And emeralds from mountains thrust toward the sky
Never revealing their depth.
Tell me that we belong together,
Dress it up with the trappings of love.
I'll be captivated,
I'll hang from your lips,
Instead of the gallows of heartache that hang from above.

[Chorus:]
I'll be your crying shoulder,
I'll be love's suicide
I'll be better when I'm older,
I'll be the greatest fan of your life.

And rain falls angry on the tin roof
As we lie awake in my bed.
You're my survival, you're my living proof.
My love is alive -- not dead.
Tell me that we belong together.
Dress it up with the trappings of love.
I'll be captivated,
I'll hang from your lips,
Instead of the gallows of heartache that hang from above

[Chorus]

And I've dropped out, I've burned up, I've fought my way back from the dead.
I've tuned in, turned on, remembered the things that you said

[Chorus:]
I'll be your crying shoulder,
I'll be love's suicide
I'll be better when I'm older,
I'll be the greatest fan of your...
I'll be your crying shoulder,
I'll be love's suicide
I'll be better when I'm older,
I'll be the greatest fan of your life.

The greatest fan of your life.
...greatest fan of your life.

Never Had a Dream Come True


Never had a dream come true

by: S Club 7




Ooh...

Everybody's got something they had to leave behind
One regret from yesterday that just seems to grow with time
There's no use looking back or wondering (or wondering)
How it could be now or neither been (or neither been)
All this I know but still I can't find ways to let you go

Chorus
I never had a dream come true
Till that day that I found you
Even though I pretend that I've moved on
You'll always be my baby
I never found the words to say
You're the one I think about each day
And I know no matter where love takes me to
A part of me will always be with you

Somewhere in my memory I lost all sense of time
Amd tomorrow can never be
'Cause yesterday is all that fills my mind
There's no use looking back or wondering
How it should be now or neither been (or neither been)
Oh this I know but still I can't find ways to let you go

Chorus

You'll always be the dream that fills my head
(Yes you will, say you will, you know you will, baby)
You'll always be the one I know (I'll never forget)
There's no use looking back or wondering (or wondering)
Because love is a strange and funny thing
No matter how I try and try
I just can't say goodbye
No no no no

Chorus

A part of me will always be with you...

Kebahagiaan yG Memudar


Ah! ternyata kebahagiaan yg Q alami akhir-akhir ini mulai memudar. Terasa gersang...
Apakah karena kebahagiaan itu semu, sehingga kebahagiaan itu tidak berlangsung lama??
Trus, bagaimana cara agar Q tidak memperoleh kebahagiaannya yang tidak gersang, kebahagiaan yang mendamaikan hati Q?

berhari-hari Q mempertanyakan hal itu, mengaca diri sendiri, hingga pikiranku benar-benar kacau. Tak terbesit di pikiranku untuk mempertanyakan pada orang-orang disekelilingku tentang arti kebahagiaan yang sesungguhnya, karena Q merasa malu akan kebahagiaan yang Q perlihatkan selama ini, yah! kebahagiaan yang semu sebenarnya. Dan juga Q merasa harus bisa menjawab sendiri.
Sebenarnya, Q ingin sekali curhat pada salah seorang temanQ di dunia maya, tapi Q merasa 'sungkan' n takut mengganggu kesibukan dia. Kenapa Q merasa ingin curhat ke dia? coz Q merasa dia lebih dewasa dan karakter kita hampir sama. yah! Q merasa cocok aja curhat dengan dia.
Walau sebenarnya Q dikelilingi oleh keluarga dan para sahabat-sahabat terbaikQ, tapi Q tak mampu mempertanyakan pada mereka, Q malu dengan setiap kata-kata positif yang Q tuangkan pada mereka, yang ternyata Q sendiri tak mampu mendalami apa yang Q sendiri katakan. Q maLu!
Karena seharusnya "sebelum kita bertutur pada orang lain, sebaiknya kita bertutur pada diri kita sendiri".
Yah, itulah kekuranganku, bertutur sebelum berkaca.
tapi, niatQ bertutur itu pun untuk mensuport mereka, Q ingin mereka bahagia.
Yah, itulah kekuranganku.

Kata Malu di sini bukan berarti Q berkecil hati, tapi.....
Q bingung mengartikannya, atau Q memang berkecil hati?
Ah! pikiranku buntu untuk menjawabnya.

Yah, akhirnya...
Q menyerah, n di blog inilah Q berani bertutur semuanya (buat teman-teman Q yang baca blog ini, maklumilah kekuranganku).
Berawal dari mencoba menuangkan uneg-uneg lewat kata-kata, yah! akhirnya Q terbiasa, dan merasa kalau uneg-uneg Q tidak Q tuangkan ke kata-kata akan terasa mengganjal di pikiran, dan Q tidak mau pikiranku malah semakin kacau.

"Kebiasaan itulah yang membuatku tenang" :)

Kembali ke topik tentang kebahagiaan yang terasa semu, dari Q bertanya pada diri sendiri (hingga buat Q penat). Akhirnya Q menemukan jawaban yang Q cari, dari ketidak sengajaanQ membuka sebuah blog.

Ternyata bertanya pada diri sendiri itu tak memberi solusi, karena "disaat kita mempertanyakan pada diri kita sendiri tentang arti hidup kita disaat pikiran kita gersang, kita pasti tak akan menemukan solusinya. untuk itu, bertanyalah pada sekelilingmu, mereka pasti memberikan jawabannya".

Dari blog itu Q menemukan sebuah kalimat yang mengena di jiwa Q:
"Bahagia itu adalah bersyukur dengan apa yang kita miliki dan apa yang tidak kita miliki. Kita tidak akan selalu mendapatkan apa yang kita inginkan kan, maka berbahagialah dengan apa yang kita miliki".

padahal Q sering banget membaca dan mendengarkan kalimat itu. tapi, tak tahu mengapa kalimat itu mengena disaat yang tepat...
Yah, itulah jiwa manusia yang masih dipenuhi keegoisan.

Dari situlah akhirnya Q bisa berfikir bahwa, kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagiaan yang sederhana alias mensyukuri hidup sendiri.
Dengan hal yang kita sepelekan, mulai dari nafas yang diberikan Allah hingga kebahagiaan kecil lainnya..

"Syukurilah dari hal-hal yang terkecil, niscaya kebahagiaan besarlah yang kamu dapatkan"

Ah! bersyukur adalah kebagiaan yang suci.
Akhirnya Q menemukan apa yang Q cari. ^_^
Pencerahan yang bisa membuatku tidur nyenyak alias tenang.

Alhamdulillah duh Gusti, Engkau telah memberikan kebahagiaan pada hamba-Mu yang nista itu.
maafkan hamba yang telah menyia-nyiakan kebahagiaan yang telah Engkau berikan. Maafkan hamba yang telah lalai. Maafkan Hamba duh Gusti.

"Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan Allah adalah MAHA SEGALA-GALANYA".

Semoga Posting Q ini juga bisa mengena di hati kalian yg membacanya, walo sedikit.

***

thanks to Allah SWT Yang Memberi Pencerahan padaku
melalui Blog RINDUKU...
n juga buat lagu "Never Had a dream come true", yang walopun
Q g tw makna nyatanya.
tapi lagu itu terasa mengena di hatiku..
n Lagu itu juga yang menemaniku nulis posting. ^_^
dengan cara Q putar berKali2, (kebiasaan baruQ ntuh,heheh).









Sabtu, 05 Desember 2009

Karena Q berharap mulai sekarang n kedepannya, hidupku Lebih Berwarna, Amiinnnn....


Seperti MereKa yang diCiptaKan Tuhan untuk mewarnai Hidup kita. ^_^

Kenapa Q buat BLog??

why?

  1. Karena, Q pengen punya blog. ^_^
  2. Karena, Q pengen nulis semua yang pengen Q tulis. N Q berharap ada yang mau baca. heheh
  3. Karena, Q gak suka nulis pake tangan, n sukanya ngetik.
  4. Karena, Q kagak punya diare. Jadi biar bisa kayak cew-cew yang punya diare, Q anggap blog ini diare Q. Walo sebenarnya blog ini gak berisi hal-hal yang paling pribadi. Kalo yang paling Pribadi sich masih tak simpen di memori ciptaan Allah, alias OtakQ. ^,^
  5. Karena blog ini bisa diisi lagu, gambar, video, dkk. dan ntu lebih memberi warna.
  6. Karena Q uda jatuh hati ma si Princess.heheheh (g segitunya kale..., Q cuma suka aja ma gambarnya). ^,^
  7. Karena, yah... gitu de,,,,,!!! kalian yang punya blog pasti punya alasan sendiri. ^_*

***

Ketika Q keciL

Ketika Q sendirian, g bisa bobok, pencet-pencet remote liat TV yang acaranya ngebosenin n g jelas, tiba-tiba aja pikiranku mulai melayang-layang dan terseret arus hingga Q teringat masa lalu yang mulai terlupakan, ketika Q kecil.

Yah, pasti deh! orang yang selalu bengong kagak ada kerjaan, ujung-ujungnya melamun kagak jelas. Tapi aku merasa lamunanQ yang satu ini terasa berharga dan harus aku cepat-cepat Q tulis. jika g Q tulis, bisa-bisa lamunan itu terbawa hingga aku terlelap dan terlupakan. Sebelum Q terlelap, cepat-cepat Q nyalain komputer, n mulai OL di BlogQ. Ah ternyata g rugi punya blog! ^_^

Mengapa tiba-tiba Q menulis tentang masa-masa ketika Q kecil? karena Q merasa masa-masa itu sebentar lagi akan terlupakan.

Yah, Langsung saja...

Tanpa kita sadari, waktu berlalu semakin cepat. Tanpa kita sadari, ujug-ujug kita dewasa. Walau sebenarnya kita melaluinya bertahun-tahun, dari kita telahir hingga dewasa kini (buat yang ngerasa dah dewasa! ^,^).


Dalam fase menuju kedewasaan itulah kita melalui saat susah, sedih, dan warna-warna lainnya. Tapi, pasti dari kita ketika dewasa hanya mengenang masa lalu yang Sangat mengena, misalnya yang Sangat Sedih dan Sangat Bahagia buat kita.( dengan penekanan huruf Besar S dan B)

Dan Q yang mulai memikirkan masa ketika Q kecil merasa kasihkan pada masa lalu Q sendiri yang sebenarnya pada masa itu ada senang dan sedihnya, namun tidak ada kata SANGAT. Hanya sederhana. Dan yang sederhana itulah yang mulai terlupakan. Dan sangat mungkin ketika kita dewasa tak melaluinya lagi, dalam arti tak melakukannya.

Sebelum saat ini, ketika Q sendirian, dan mulai melayang-layang, alias melamun. Yang selalu aku ingat hanyalah masa-masa Bahagia dan Sedih yang Sangat saja. Selalu seperti itu. Dan Saat ini tiba-tiba alam bawah sadarQ yang biasa-biasa saja berontak n berkata, kenapa yang SANGAT saja yang kamu pikirkan??! apa kamu tidak kasihan padaQ yang juga ingin dikenang??! Ah KAMU benar-benar tak adil. Dan akupun tersadar dari lamunanku yang hanya pada SANGAT. Dan masa laluku yang biasa-biasa saja, mulai berhamburan dari otakku. Dan disinilah Q sekarang. Menulis alias mengetiknya.

Dan pastinya, lebih baik Q menulisnya dalam bentuk daftar saja, agar Q bisa lebih mengenangnya.


Mulai!!!

1. Ketika Q kecil Q suka sekali menangis keras-keras hingga buat telinga garing,( ^,^ ). Namun Q yang menangis karena marah merasa puas. Dan untuk masa sekarang aku tak mampu melakukannya lagi (gengsi donk!).yah, jika Q pengen banget nangis paling-paling cuma bisa sesenggukan.( V_V ) nasib kalo dah jadi dewasa. Masa-masa pertama ini sebenarnya sering banget Q ingat, cz tetanggaQ yang bawel selalu ngingetin, malunya minta ampun.....!! tapi kenapa Q menulisnya di daftar masa lalu yang sederhana? padahal ntu termasuk dalam kategori sangat. Karena Q merasa itu hal yang sederhana untuk dikenang jika Q bahagia.

2. Ketika Q kecil Q seneng banget ikut lomba 17 agustus-an, Seru dech rasanya. Tapi ketika Q dewasa, Q hanya bisa melihatnya. (banyangin kalo Q ikut lomba misalnya balap karung, bisa-bisa seluruh kampung ngetawain Q, mungkin).hahahahahah, Q yang ngebayangin aja ketawa ngakak. ^0^

3. Ketika Q kecil, Q seneng main jumpritan, gobaksodor, benteng-bentengan, setan-setanan, dan permainan seru lainnya,dan sekarang Q uda tak mampu lagi. Bukan karena udah peyot jadi gak bisa maen, tapi karena g ada yang mau diajak. Dan q sendiri gengsi, hahah. Kalo motok pengen maen, paling-paling sama tuyul-tuyul keponakanQ dirumah.

4. Ketika Q kecil, Q selalu tak pernah absen maen bongkar pasang, sama pasaran. Ntu permainan wajib. Kalo sekarang mah uda g bisa, bisa-bisa di omeng amah orang rumah "wez gedeh kok sek pasaran karo bongkar pasang bae! ra isin ta karo ponakanmu, belajar masak seng temenan lak luweh manfaat!" ^,^. Huh! naseb..naseb..

5. Ketika Q kecil, ibu sering banget jemur kasur gara-gara Q ompolin, dan tanpa rasa berdosa, setiap kasur itu mulai garing dari ompol tapi masih ditaruh di halaman rumah, Q malah ngajak teman-temanQ tidur-tiduran di kasur itu (enjak-enjak) tanpa rasa bersalah.hahaha. Kalo sekarang mah, Q malah disuruh angkat ntu kasur.

6. Ketika Q kecil, Q ma para genk tengil, suka sekali memonopoli anak yang paling kecil dikampungku. Alias di jadiin budak ketika bermain.hahah. Pernah sich, gara-gara ntu, Q dimarain ma ortunya! walaupun begitu, Q tetep gak jera-jera, juahat banget za! eh genk-genk tengil lainnya malah nurut bae... hahaha. kalo sekarang mah, setiap Q ketemu pada mantan budak-budakQ, Q sungkan banget! n berharap moga aja dia lupa pada masa-pada kekejamanku sama genk tengil dulu.

7. ketika Q kecil, Q seneng banget mancing sama pakdhe Q+ sepupuh dikali n dandan ala cowok,(gak cowok-cowok banget ce, cuma pake topi aja, biar gak gosong). kalo sekarang mah uda gak bisa soalnya pakdhe Q uda almarhun, n sepupuQ juga uda gedhe, gak bakal mau ngajak Q.

8. Ketika Q kecil, Q sama para genk tengil (para tetanggaQ yang sepantaran). Suka sekali 'nerasak barongan' mencari hal-hal yang aneh. kalo sekarang mah uda g berani, takut ini lah, takut ntulah.

9. Ketika Q kecil, Q seneng mandi di 'jublangan'(kolam buat mandi) yang ada dibelakang rumah tetanggaQ. Tapi ntu g bertahan lama, cz Q pernah hampil tenggelam, n Q jadi jerah n berfikir setan penghuni kolam ntu pasti benci sama Q yang seneng mandi di situ. Kalo sekarang mah, Q g bakal mikir kayak gitu, cuma mikir malu aja, n air di ntu kolam juga uda keruh di masa sekarang.

10. Ketika Q kecil, Q seneng banget ambil uang kakek yang ditaruh di kopiahnya tanpa rasa berdosa. Kalo sekarang mah Q gak bakal ngelakuin kayak gitu, coz uda tau dosa! hehehe. Tapi, juga karena kakekQ uda tiada. >_<

11. Ketika Q kecil, Q seneng banget melihara ayam n burung-burung yang diwarna, n dibeli di pinggir jalan, kalo sekarang mah gak mungkin n Q malah benci ma ayam yang hidup, cz ntu para ayam resek banget. buang 'tai' di sembarang tempat. N Q lebih suka ma ayam yang uda mateng.hehehehe

12. ketika Q kecil Q seneng banget liat film kartun. Kalo sekarang, karena bertambah dewasa Q merasa film ntu konyol. N malez buat nontonnya. Padahal sebenernya Q pengen banget liat film kartun-kartun lama yang sekarang uda g di tayangin lagi, kayak sailormoon, sakura, dkk.

13. Ketika Q kecil, emm ketika Q kecil..... apa lagi yah! Q kok lupa, apa mungkin karena uda ngantuk! za uda dilanjutin kapan-kapan aja ya kalo Q uda inget lagi. Ternyata ungkapan makin tua makin pikun bener adanya yah!?? tapi Q kan masih muda... hehehe. Belum nikah kan ce muda! ^,^.hahahaha.


Yah! ntu lah beberapa kisah yang mulai terlupakan ketika Q beranjak dewasa. Dan mungkin diantara kalian yang membacanya juga berfikir begitu. Dan Q berharap+berdo'a, moga Allah selalu menjaga pikiranku jangan sampai pikun. Q takut jika Q pikun, masa-masaQ yang SANGAT dan BIASA_BIASA saja jadi terlupakan! n Q hanya berada diduniaQ sendiri yang kosong, hampa. Naudzubillah.

Sebenarnya Q ingin menceritakah masa ketika Q kecil yang SANGAT Q kanang, dari yang SANGAT BAHAGIA, hingga yang SANGAT SEDIH tapi Q masih belum siap menceritakannya.

Tapi, Gara-gara menulis hal-hal yang biasa-biasa inilah, Q mulai menghargai hidupku yang ternyata berwarna. Dan hal-hal yang Sangat itu mulai Q pandang sederhana. Terutama buat hal-hal yang SANGAT SEDIH.

Semoga nantinya Q biasa menulis ulang kelanjutannya dengan lebih berwarna. Bismilah... n bye..bye... ^^V

***

Jumat, 04 Desember 2009

Cerpen 4

PrinceSS daLam Blog

Aku punya cerita, tentang seorang peri yang menjadi sahabatku. Namanya Princess, dia anggun, cantik, berpipi merah dan suka bersenandung. Si Princess suka pada boneka anjing, nada-nada, dan warna pink, karena dia selalu memakai baju warna pink.


Ketika aku pertama kali melihatnya, aku merasa takut. Karena, bahagia, sedih, duka, suka, dan bisu menyatu dalam dirinya. Aku beranggapan apakah dia bisa dijadikan teman? karena dia penuh teka-teki.

Semua aku ingin menghapusnya dari seleksi sahabat yang aku pilih. Tapi rasa penasaranku lebih menguasai. Aku lebih ingin tahu tentang dia, dari pada 9 sembilan seleksi yang lain. Dan akhirnya aku memilihnya.

Berhari-hari aku memandanginya, melihat berbagai rasa yang menyelimutinya. Dan dia hanya terdiam saja sambil menunduk memandangi kakinya. Dia pemalu. Kenapa aku bisa memilihnya? padahal melihatku saja dia tidak mau. Aku kan sangsi pada keragu-raguan. Tapi ternyata aku malah ragu-ragu sendiri. Ah, untuk sementara ini, aku membiarkan saja dia menemaniku, mungkin suatu saat aku bisa mengenalnya lebih jauh. Dan aku tak akan bercerita apapun padanya sebelum dia yang memulainya. Aku ingin mengetesnya, apakah dia benar-benar tulus menjadi sahabatku?

Tapi tenyata, dia tetap membisu. dan dengan kebisuannya, tanpa aku sadari aku bercerita banyak hal tentangku. Setiap kali sesudah aku bercerita padanya, tentang dukaku, bahagiaku, aku merasa tenang. Dan aku pun sadar bahwa dialah sahabat yang tepat.

Sampai sekarang, diapun masih membisu, ditemani boneka anjingnya, dan nada-nada. Juga tak lupa senandungnya. Dan senandungnya selalu mengena di hatiku. Ternyata dia mengerti aku.
Aku tidak salah memilihnya.

Aku berjanji selama aku masih mampu menjamah dunia maya, aku akan tetap menjadikannya sahabatku, peri blogku. Dan aku tahu bahwa dia tak akan meninggalkanku, terus menemaniku dengan boneka anjingnya dan nada-nada, sampai aku bosan, lelah. Kecuali aku yang meninggalkannya, tapi itu tak mungkin. Dia lah yang terbaik.

Untuk itulah aku menceritakan tentang dia di sini, karena dia tak mampu berbicara, dia hanya mampu memahami, mungkin. Karena dia hanyalah si Princess dalam blog.

Kalian mau tahu siapa dia? dialah yang selalu duduk menunduk di halaman blogku. Kalian pasti selalu melihatnya jika berkunjung dalam blogku. Karena dia bertempat di sebelah kanan atas, tak lupa ditemani boneka anjing dan nada-nada.

Pandangilah dia, kalian pasti mengerti kenapa aku memilihnya. Jika masih belum mengerti. Bacalah blogku, Karena tulisan-tulisan itulah yang aku ceritakan pada dia, dalam berbagai warna. Si princess dalam blog adalah warna hidupku. (promosi:mode on ^,^)


***





Aku, Kamu, dan Dia

aku adalah aku,
kamu adalah kamu,
dan dia adalah dia.

aku suka cinta,
kamu suka cinta,
dan dia juga suka cinta.

aku benci dusta,
kamu benci dusta,
dia juga benci dusta.


ketika cinta dan dusta menjamah:
aku cinta kamu,
kamu cinta dia,
dan dia cinta aku.

aku dusta pada kamu,
kamu dusta pada dia,
dan dia dusta pada aku.

ketika aku, kamu, dan dia bercerita:
cinta menjamah ketika aku bertemu kamu,
cinta menjamah ketika kamu bertemu dia,
cinta menjamah ketika dia bertemu aku.

selalu aku, kamu, dan dia, berputar di poros yang sama.

selalu aku, kamu, dan dia, yang mengawali.

selalu aku, kamu, dan dia, yang mengakhiri.

karena;
aku adalah aku,
kamu adalah kamu,
dan dia adalah dia.

karena;
aku adalah aku,
bukan kamu,
ataupun dia.

karena....

***







KeTika DuKa....

Entah aku mau tahu atau tak mau tahu
tentang arti duka dan bahagia.
yang aku tahu hanyalah,
ketika duka...
aku menangis.
ketika duka...
aku meratap.
ketika duka...
aku berontak.
ketika duka...
rasa tidak adil merambah.
ketika duka...
dunia serasa memalingkan muka.
ketika duka...
serasa semuanya negatif.
namun,
tanpa aku sadari...
kedukaan itulah jalan menuju kebahagiaan.
tanpa aku sadari...
kedukaan itulah yang membuatku sadar.
tanpa aku sadari...
kedukaan itulah yang menunjukkan bahwa aku hanyalah manusia biasa.

***


KOI

Rabu, 02 Desember 2009

Cerpen 3

SANG PENGARANG DAN SANG PEMBACA



Aku menatap jam digital dan kalender dari handphoneku, ternyata waktu berlalu begitu cepat. Sudah tenggat 4 hari dari target 7 hari yang aku tetapkan, aku masih belum bisa menulis apa-apa, padahal dedline sudah semakin dekat, dan editorku sudah mewanti-wantiku. Aku masih bingung dengan cerita yang tiba-tiba macet dari pikiranku, tidak ada bayangan apapun tentang akhir cerita yang sudah akan mencapai akhir, apakah akhirnya akan bahagia, ataukan aku buat sedih, jika bahagia makan tetap akan ada yang sedih, jika sedih akan ada kebahagiaan yang terkubur, tapi jika menggambang, aku benci hal-hal yang menggambang, tidak ada akhir dari jawaban yang aku inginkan. Padahal setiap kali aku akan tidur selalu ada bayangan cerita-cerita apa yang ingin aku tulis, namun jika aku dihadapkan pada komputer, semuanya macet total, dan aku benci hal itu. Apa yang membuatku pikiranku macet seperti ini? Uh, benar-benar memuakkan. Padahal di cerita-ceritaku yang lalu aku lancar dalam membuatnya. Apa mungkin benar tentang istilah yang pernah aku dengar bahwa seorang pengarang bisa disamaratakan dengan orang gila. Gila akan hayalan-hayalannya, dan apabila bayangan hayalan itu menghilang, dia akan merasa kehilangan dirinya, dan ternyata aku merasa seperti itu.

Salahkah jika aku menjadi seorang pengarang? Menurutku tidak, karena ketika aku masih diambang antara ingin menjadi seorang pengarang dan bingung akan jadi apa nanti bila aku gagal dalam targetku. Aku malah membulatkan tekad untuk menhancurkan penghalang yang ada dalam pikiranku. Dan disaat aku pertama mencoba menulis hayalan-hayalan yang selama ini masih menggambang dalam pikiranku, aku masih gagal, dan kegagalan itu mebuatku putus asa. Berhari-hari aku memikirkannya, apakah ini benar? Dalam perenungan yang panjang akhirnya aku mencoba lagi. Aku mulai menulis alias mengetik di komputerku tentang sebuah cerita, karena sebenarnya aku benci menulis. Aku ingin jadi pengarang tapi aku benci menulis, aneh! Tapi itulah aku. Aku sang pengarang tapi aku bukan sang penulis, padahal sang penggarang adalah gabungan sang penulis, tapi menurutku aku bukan sang penulis, tapi aku sang pengetik, istilah yang konyol, tapi itulah kenyataannya. Alasan aku benci menulis adalah karena tulisanku buruk sekali, padahal aku mencoba menulis serapi-rapinya, tapi rasanya tetap terihat buruk.

Ceritaku yang pertama akhirnya berhasil aku tulis, namun isi ceritanya ternyata gagal, karena ketika aku baca ulang, aku benci ceritanya. Aku membuat cerita yang berakhir seperti yang tidak aku harapkan, padalah ketika aku mengetik aku menginginkan akhir yang seperti itu, namun jika aku menjadi seorang pembaca, aku benci pada cerita itu, terasa memuakkan. Kemudian aku berfikir ulang, apakah lebih baik aku megarang cerita tentang hidupku saja? Kemudian aku mencobanya. Aku menceritakan tentang masa laluku yang buruk, yang ketika itu aku alami lagi di saat aku mengarang ceritanya - sebenarnya aku menulisnya dengan tulisanku yang buruk karena aku belum mempunyai komputer - kenapa aku menulis masa laluku yang buruk? Karena aku bisa lebih mengekspresikan keadaanku dengan kalimat-kalimat yang kejam, dari imajinasiku akan bencinya aku waktu itu pada sekelilingku. Yah, sebenarnya aku tidak berniat menulis cerita itu, tapi berhubung aku dapat jatah menulis madding, akhirnya aku menulisnya, dan tulisanku itu berhasil menyindir orang-orang yang aku benci, rasanya melegakan. Karena itulah aku merasa tertantang untuk mengarang, untuk meluapkan semua emosiku baik positif maupun negatif ke dalam kata-kata. Dan berkat itulah, jadilah aku yang sekarang, Sang Pengarang.

Semua cerita yang aku buat berasal dari mimpi-mimpi dan hayalanku, yang sebenarnya tercipta ketika aku akan tidur. Semua itu berawal ketika salah seorang guruku berkata, ”Sebelum tidur pikirkanlah kejadian-kejadian yang kamu alami dari tadi terbangun dari tidur hingga menjelang tidur, tentang dosa yang kamu perbuat, dan pengalaman yang berharga untuk kamu simpan, agar kamu tidak menyesalinya kelak”. Semula aku meremehkan kalimat itu, tapi ketika aku dihadapkan pada sebuah masalah, tiba-tiba kalimat itu terlintas dalam pikiranku. Dan aku mencobanya, ternyata berhasil, karena aku lebih menghargai hidup. Kenapa bisa nyambung dengan awalnya aku ingin jadi pengarang? Karena jika kita lebih memikirkan kalimat itu lebih mendalam, kamu akan menemukan arti yang sebenarnya. Dan arti yang sebenarnya menurutku adalah aku mengarang karena aku merasa tentram jika menceritakannya. Dimulai dari pengalamanku sendiri, berlanjut ke cerita dan hayalan yang lainnya.

Kadang ada pemikiran yang mengatakan, ”Jangan banyak berhayal, karena berhayal itu membuat kamu lupa daratan”, tapi bagiku tidak, karena aku mengambil kata menghayal untuk sesuatu yang positif, hayalan = mimpi, dan mimpi adalah kunci untuk kesuksesan (mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, nidji (laskar pelangi)).

Ah ternyata pemikiranku sedikit panjang, dimulai dari aku melihat jam dan kalender di handphoneku sampai terbawa-bawa ke laskar pelangi. Walau sebenarnya aku ingin meceritakan dengan lebih panjang lagi. Tentang karanganku yang ketiga, keempat, kelima, sampai yang macet saat ini. Sebenarnya, aku sendiri bingung tentang ceritaku yang satu ini, saat aku baca ulang, aku merasa muak, apa mungkin bakatku mulai menghilang ya??? Naudzubillah..., atau niatku yang kurang tulus???

Berbicara tentang niat, sebenarnya niat awalku mengarang itu untuk mengespresikan perasaanku, kemudian berlanjut ingin di baca oleh orang lain, dan sekarang berlanjut ingin mencari honor. Apakah karena gara-gara ingin mencari honor, bakatku jadi macet? Yang aku pikirkan Cuma honor, honor dan honor. Yah, itulah sifat asli manusia. Dan itu menimpaku juga.

Ketika aku merasa ingin mengekspresikan perasaanku lewat mengarang/ menulis, itu dimulai dari kesukaanku akan membaca, terutama membaca cerita novel, maupun cerpen. Aku merasa seseorang yang menulis cerita itu benar-benar orang yang cerdas, yang bisa mengekspresikan bakatnya. Dan aku berfikir dengan mengarang seseorang bisa menciptakan kehidupan dalam suatu cerita. Dan menurutku itu sangat menyenangkan. Tapi, aku tidak mampu melakukannya.

Sebelum tidur, aku selalu merenungkan hal itu, dari alur cerita yang membuatku kagum akan pengarangnya, hingga berlanjut pada kalimat yang diucapkan guruku tadi. Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, aku memikirkannya, bisa diistilahkan merenung sampai mati, tapi syukurlah Tuhan masih belum mematikanku. Dari perenungan itu, aku mulai mencari-cari biografi para pengarang yang aku kagumi lewat internet, aku membacanya berkali-kali, dan aku makin kagum pada mereka. Dan aku benar-benar ingin menjadi mereka. Tapi, apakah aku bisa? Aku yang waktu itu masih ciut keberaniannya alias minderan, berfikir pesimis. Ah, tidak mungkin aku bisa! Aku kan hanya manusia kecil yang diciptakan Tuhan dari sisa-sisa yang terbuang. Kenapa juga aku berhayal terlalu tinggi? Motifasiku masih kurang waktu itu. Dan aku masih belum berani bercerita apa-apa pada orang lain. Terlalu pendiam.

Waktu semakin berlalu, dan aku tak mau mecoba mengarang sedikitpun. Yang bisa aku lakukan hanyalah menjadi sang pembaca sejati, dan aku berfikir mungkin takdirku adalah menjadi Sang Pembaca. Sampai suatu ketika, ketika kedewasaan mulai menjamahku, ketika waktu mulai menjawabnya, tanpa aku sadari bahwa aku mampu mengarungi hari-hariku yang terasa buruk, aku mendengar suatu kalimat, yang sebenarnya ketika dulu sering digaung-gaungkan oleh guruku tapi aku remehkan, ialah ”Saya dan dia yang hebat sama-sama makan nasi, kenapa saya berfikir pesimis. Sama-sama makan nasi, berarti saya adalah manusia yang derajatnya sama dengan dia”, dalam perenunganku yang tersadarkan, aku berfikir, benar juga kata-kata itu, aku sendiri saja yang terlalu naif sehingga meremehkannya. Dengan pemikiran seperti itu, aku mulai merasa bersemangat menjalani hidup. Kuarungi lautan, kuarungi samudara – telalu berlebih-lebihan sebenarnya - aku akhirnya menjadi seperti ini. Sang Pengarang dan Sang Pembaca. Walau sebenarnya rintangan masih panjang, tergantung sepanjang apa hidupku kelak, tapi bagiku yang penting saat ini aku tidak berfikir negatif lagi tentang diriku sendiri. Aku mulai merasa mampu untuk menapaki tangga kehidupan, walau terkadang sifat asliku itu muncul kembali. Tapi aku yakin aku pasti bisa melampauinya. Walau sekarang aku belum bisa melampaui ujianku yang satu ini, tentang bagaimana akhir ceritaku yang belum selesai kelak.

Ah, sang pengarang memang ahli dalam mengarang, dan sang pembaca memang ahli dalam membaca. Mengarang terasa sangat menyenangkan. Karena yang sebenarnya, sang pengarang belum melewati fase apapun, apalagi fase honor. Sang pengarang masih mengarungi fase sang pembaca, dan sang penghayal. Tidak ada jam dan kalender handphone, tida ada dikejar dedline, maupun editor. Aku sang pengarang dan sang pembaca yang hanya dikejar oleh waktuku sendiri, hanya mencoba-coba. Karena sebenarnya sang pengarang dan pembaca hanyalah manusia yang masih terombang ambing antara optimis dan pesimis. Dan aku mengarang ini, untuk menguatkan rasa optimisku sendiri. Dan mungkin jika ada yang mau membacanya (untung-untungan) merasakan bion-bion semangatku. Semoga.

***


Rabu, 04 November 2009

Xpango-free gift

pngn free gift..
klik link di bawah ini..

http://www.xpango.com?ref=92090004

kemudian register.

Kamis, 29 Oktober 2009

CerPen2

JANJI YANG TERKALAHKAN

EPILOG

Aku pandangi halaman sekitar rumah masa kecilku dari ayunan kesayanganku dan sahabatku. Sama seperti dulu, yang berbeda hanyalah warna catnya yang dulunya biru muda sekarang berganti warna menjadi putih polos. Aku tahu bahwa rumah masa kecilku itu – rumah nenek - telah dihuni oleh orang lain sejak kepindahanku. Sekelebat bayangan masa laluku yang bahagia muncul, bersama sahabat dan nenek terkasihku yang aku sayangi melebihi sayangku pada kedua orangtuaku. Tapi keduanya itu telah berlalu meninggalkanku, yang tersisa hanyalah memori kebahagiaan yang masih tersimpan rapi di otakku. Kebahagiaan yang dulunya benar-benar berarti namun aku hancurkan dengan keegoisanku. Aku tahu jika aku salah, tapi semua itu sudah terlanjut hadir, tanpa bisa aku cegah. Namun aku berharap jika Tuhan mau mengabulkan doaku, aku ingin kembali ke masa lalu dan merubah semuanya, tapi hal itu tak mungkin dan tak akan pernah terjadi. Aku hanya bisa bertanya-tanya kenapa ini terjadi? Kenapa? Hanya rasa semu yang menjawabnya.

Setetes air mata meluncur kepipiku. Air mata pertama yang muncul karena penyesalanku. Di depan semua orang aku berpura-pura tegar, tapi di hati aku benar-benar rapuh. Apakah aku bisa menghadapinya?

“Raka, ayo berangkat…” suara halus dan terdengar tegar memanggilku. Cepat-cepat aku usap air mataku dengan bagian lengan atas kemejaku.

“sabar ya nak” aku pandangi sosok yang mirip sekali dengan sahabatku, namun dengan raut wajah yang lebih dewasa karena asam manis kehidupan dengan kerutan yang mulai tumbuh di wajah dan tubuhnya karena berjalannya waktu, namun di matanya ada setitik cahaya kehidupan yang mampu mengusir semua kerutan dari dirinya, cahaya kekuatan, ketegaran, dan kesabaran beliau yang tak aku miliki.

“Ayo buk” aku pun beranjak berdiri mengikuti sosok ibu yang aku impikan namun tak aku miliki, ibu sahabatku.

***

Cuaca malam ini benar-benar cerah, bintang-bintang dilangit terlihat bersinar tanpa ada sedikit pun awan yang menghalangi keindahannya, walau masih ada sisa-sisa hujan tadi siang. Aku melihat taman sekelilingku yang masih basah dan aroma hujan masih tercium harumnya dari sela-sela bunga. Aku biasanya menyukai suasana seperti ini, menikmati saat cerah setelah hujan yang jarang terjadi sambil duduk di ayunan taman rumahku. Tapi saat ini, entah mengapa suasana itu tidak mampu mengikis kesedihan antara aku dan Raka. Kami berdua masih terdiam dan saling sibuk dengan pikiran masing-masing, tak lepas dari rasa sedih dan berat untuk berpisah.

“Kamu janjikan nggak akan melupakan aku, dan akan terus menjadikan aku yang pertama di hati kamu, janji ya? kamu sayang aku kan?!” ucapku memecahkan suasana, meyakinkan janji yang sempat kita ikrarkan tadi.

“Ya aku janji Key, kamu tenang saja. Dan aku akan terus menyayangi kamu. Ingat itu, kamu juga harus pegang janji ya!” Raka mengacak-acak rambut kriting mungilku. Aku tidak suka Raka mengacak-acak rambutku yang sudah terlihat berantakan karena kriting, setiap kali dia melakukannya aku selalu mengelak dan membalasnya dengan memencet hidung bangirnya sampai kesakitan. Tapi, untuk saat ini aku membiarkannya. Karena aku tahu setelah ini kita akan berpisah dan aku tak tahu kapan kita akan bertemu lagi. Mataku mulai berkaca-kaca.

“Yup! Janji bos… hati-hati di sana yah Ka, aku akan selalu merindukan kamu”. Raka melihat aku mulai menitikan air mata, dan dia mengusap air mata itu dengan ibu jarinya.

“Jangan nangis Key! nanti kelihatan tambah jelek lho. Entar kalau jelek aku jadi lupa sama janji kita,” canda Raka.

“Kamu kok gitu sich, jahat!” kupencet hidungnya keras-keras disusul pekikan Raka kesakitan. “Janji nggak! Nggak akan kulepasin ini hidung kalau kamu nggak janji!”

“Aduh Key, sakit! Lepasin donk! please… aku kan cuma bercanda. Kan tadi udah janji Key! Janji… janji… janji!” aku pun melepaskan hidung Raka yang memerah, dan nyengir bahagia.

“Nah, gitu donk!” ucapku mengelus-elus hidung Raka. “Tapi aku tahu kok kalau kamu bercanda, aku cuma sedih aja karena habis ini aku nggak bakal bisa mencet hidung kamu lagi”, tangisku mulai pecah lagi.

Raka mengelus-elus pipiku, terlihat rasa sayang di matanya dan dibalik mataku yang berair aku melihat mata dia berkaca-kaca. “Udah ya Ra, ntar kalau kita ketemu lagi kamu bisa kok pencet hidungku”. Tangisku pun makin keras. Raka hanya terdiam dan merangkulku. Aku tahu dia juga menangisi perpisahan ini.

Raka dan aku bersahabat dari kita kelas 1 SD. Kali pertama aku bertemu Raka ketika dia pindah ke rumah bercat biru indah milik nenek Tiwi, tetengga sebelah rumahku yang juga neneknya Raka. Sebelumnya, nenek Tiwi yang sering memintaku membantu beliau menyirami bunga pernah bercerita kalau dia juga punya cucu yang seumuran denganku yang waktu itu tinggal di kota lain. Aku yang waktu itu masih TK hanya bisa diam mendengarkan karena selama aku tinggal di sini aku tak pernah melihat cucu nenek Tiwi. Tapi ternyata beberapa bulan kemudian ketika tahun ajaran baru, Raka dan kedua orang tuanya berkunjung ke rumah nenek Tiwi beserta mengantarkan kepindahan Raka. Waktu itu aku bingung, kenapa kok ayah sama ibunya Raka meninggalkan Raka. Setelah aku tanyakan ke nenek Tiwi, beliau bilang kalau orang tua Raka harus pindah Dinas ke Luar Negeri, dan mereka tidak bisa mengajak Raka, dan nenek Tiwi mengusulkan agar Raka tinggal di rumah beliau.

Tanggapanku ketika kali pertama berkenalan, dia anaknya pendiam dan sulit didekati, tapi setelah aku yang pembawaannya ceria berusaha mendekati dia dengan berbagai cara, akhirnya dia mulai luluh dan mau berteman denganku. Karena sama-sama anak tunggal jadi kita bisa saling melengkapi, dengan mulai saling cerita, bercanda, dan hal yang sepele namun berarti bagi kita. Kita pun selalu dekat sampai saat ini di usia kita yang sama-sama 14 tahun, dan mengikat janji kalau kita akan selalu saling menyayangi, dan saling jadi yang pertama di hati kita tanpa adanya status selain sahabat, walau sebenarnya aku mulai ada rasa lain dengannya, dan aku hanya diam saja tanpa berani mengungkapkan karena aku takut hal itu akan menghancurkan persahabatan kita.

Sampai satu bulan kemarin, suasana duka menyelimuti rumah Raka atas meninggalnya nenek Tiwi karena usianya yang sudah senja. Aku ikut bersedih karena aku juga dekat sekali dengan beliau. Dan kesedihan itu semakin bertambah ketika tiga hari yang lalu Raka menyampaikan berita kalau dia harus pindah mengikuti kedua orangtuanya ke New York karena di sini dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Aku yang hanya seorang sahabat bagi dia tidak bisa mengelak keputusan itu. Dan kami pun berusaha menghabiskan sisa waktu dengan bersenang-senang di taman hiburan dan tempat favorit kita yang lainnya, walau sebenarnya ada rasa pedih dihati kita mengingat sebentar lagi kita berpisah, tepatnya besok. Dan sekarang kita menghabiskan saat-saat terakhir di taman rumahku, dengan saling bercerita, berjanji, diselingi tangis.

*

4 tahun Kemudian.

Cuaca malam ini mengingatkanku pada malam perpisahkan kita, dengan bintang-bintang yang bersinar bersinar indah, diselingi aroma sisa hujan, sama persis dengan waktu itu. Aku memandangi bintang-bintang yang bersinar cerah dilangit dari ayunan yang selama ini sering aku duduki sendiri setelah kepergian Raka.

“Raka, aku merindukan kamu”, bisikku pilu, aku genggam bandul kalung bintang separuh yang dibelikan Raka untuk kita berdua di taman hiburan waktu itu, kalung persahabatan. Separuh dari bandul bintang itu di bawa Raka. Kita berdua berjanji kalau kita bertemu nanti kita akan satukan bintang itu, yang memang bisa terikat karena ada magnetnya, dan kalau bintang itu bersatu cahaya biru pelangi bersinar dari bandul kalung itu, bersinar indah. Aku merindukan Raka dan juga merindukan cahaya itu, yang selama 4 tahun ini tidak bersinar. Raka waktu itu berjanji di tahun ke 4 perpisahan kita, tepatnya hari ulang tahunku yang ke 18, dia akan berkunjung ke Indonesia dan menemuiku. Tapi nyatanya, selama 2 minggu setelah tanggal penetapan itu dia tidak hadir menemuiku atau memberi kabar sedikit pun padaku alih-alih kasih ucapan selamat, aku benar-benar kecewa. Ada apa dengan dia? Apakah dia sudah mulai melupakanku. Tapi, entah mengapa aku masih menunggu dia.

Selama ini kami hanya saling komunikasi via e-mail, kadang-kadang juga via telepon. Tapi, selama 3 bulan ini kami lost contact, di e-mail terakhirnya dia bilang kalau dia akan datang pada hari ulang tahunku. Tapi setelah hari H-nya berlalu dia mengingkari janjinya, aku kecewa. Berkali-kali aku kirim e-mail ke dia, namun tidak ada satu pun yang terbalas.

Hubungan aku dan Raka selama ini tanpa status selain bersahabat. Tapi di hari keberangkatannya, aku mengakui perasaanku padanya, dan dia membalasnya. Tapi aku masih bingung dengan kepastian hubungan kita, Raka tidak bilang iya atau tidak, tapi dia cuma bilang kalau dia juga mencintaiku. Pernah aku bertanya padanya tentang status hubungan kita, dia hanya bilang biarlah waktu yang menentukan. Dan aku hanya bisa menanti. Dan sampai saat ini aku pun tetap menanti.

*

Esok harinya, aku menerima kiriman paket yang beralamatkan New York. Pasti dari Raka. Segera aku beranjak ke ayunan taman, aku buka pembungkus paket itu, sebuah jam pasir dari kaca yang aku idam-idamkan selama ini. Raka ternyata masih ingat barang keinginanku. Aku baca surat yang terselip di kardus pembungkusnya.

Keyla, maaf jika aku ingkar janji padamu. Aku tak tahu apakah aku masih bisa menepati janji, karena aku sudah ingkar padamu. Maafkan aku Key, Maaf. Aku bukan orang yang pantas untukmu, dengan ketulusan hatimu yang murni aku tahu kamu pasti akan menemukan yang terbaik, tapi itu bukan aku. Cinta memang indah, seperti halnya cinta yang kita rajut, dari kita tak tahu APA cinta sampai kita mulai merasakannya pada diri kita berdua. Sesungguhnya aku ingin memperjuangkan cinta itu, tapi perjuanganku terkalahkan oleh rasa terpurukku bahwa aku bukan untukku. Tuhan mentakdirkan lain Key. Dan aku berfikir bahwa aku tak pantas untukmu, kamu terlalu baik, terlalu istemewa untuk aku sakiti. Aku tak menemukan cinta yang lain Key, karena aku akan selalu mencintaimu. Ketidakpantasanlah yang memisahkan kita.

Aku bukan orang yang seperti dulu lagi – ceria dan semangat akan perjuangan hidup – aku sekarang hanyalah seorang yang terpuruk dan tidak pantas buatmu. Maafkan aku Key. Cobalah lihat ke depan dan jangan pandang kebelakang lagi untuk mencariku, karena aku tak pantas untuk dicari.

Kamu selalu bertanya-tanya kepadaku tentang apa status hubungan kita, aku akan menjawabnya sekarang, bahwa kita hanyalah seorang sahabat dan tak lebih dari itu. Walau status kita sahabat, aku tak tahu apakah aku sahabat yang pantas untuk kamu. Kamu kaget ya kenapa aku pesimis, tapi memang inilah aku yang sekarang. Maafkan aku Key, maaf. Dan aku mohon jangan menantiku lagi. Karena aku tak tahu kapan aku bisa kembali padamu dengan aku yang seperti dahulu.

Dan dari jauh aku hanya bisa mengucapkan HAPPY BIRTHDAY KEYLA.

NB: jam pasir itu kamu jaga baik-baik ya, mungkin itu benda terakhir yang bisa aku berikan padamu dan yang paling kamu impikan, jam itu juga mempunyai arti bahwa hidupmu masih panjang. Dan maaf untuk saat ini, aku tak tahu sampai kapan, kita belum bisa menyalakan cahaya bintang bersama.

Yang menyayangimu,

Raka.

Raka, kenapa kamu seperti ini, tidak seperti yang aku kenal dulu yang optimis, dan berfikir positif akan kehidupan. Dari kata-katamu aku merasa kamu berubah dan menyerah akan hubungan kita. Apa yang terjadi padanya? Berbagai hal berkecamuk dalam pikiranku. Apakah Raka sudah mulai bosan padaku? Apakah dia benci pada penantianku? Atau apakah dia sudah menemukan cinta yang lain? Untuk yang terakhir itu aku tahu karena Raka mengatakan tidak. Karena Raka milikku, tapi bukan untukku. Aku bingang dengan semua ini, karena rasa ini terlanjur mengakar dan aku tak ingin memberikan hatiku pada yang lainnya. Air mata telah memburamkan mataku. Setiap kali mengingat dia, aku selalu menangis. Aku tak rela jika dia berpaling dariku. Terlalu menyakitkan. Karena rasa ini sudah terlanjur mengakar, aku tak tahu apakah aku bisa mencabutnya. Seandainya Tuhan memutuskan mengakhiri hidup salah satu diantara kita, lebih baik aku yang pergi lebih dahulu. Karena aku tak akan mampu melihat Raka pergi lagi, dan tak kembali. Dalam hati aku berdo’a semoga Raka bisa kembali kesisiku. Aku akan tetap menanti walau Raka melarangnya, karena aku merasa dia menyembunyikan sesuatu dariku. Jika Tuhan mengizinkan aku bertemu dengannya, aku akan meminta kepastian langsung darinya. Untuk saat ini aku hanya bisa berdo’a semoga Raka bisa kuat dalam mengarungi hidupnya dan bisa kembali seperti dulu.

Aku usap hidungku yang berair, ada sebercah noda merah di jariku, darah. Aku yang sering pusing tak menyangka kalau sampai mimisan. Segera aku basuh darah di hidungku dengan air dari pancuran di taman. Ah, aku pasti terlalu kelelahan dan banyak pikiran karena mengurusi kuliah baruku. Semangat Kay! Hari-harimu masih panjang, tegasku pada diri sendiri. Tapi ketegasan itu terkalahkan oleh raga dan hatiku yang terlalu lemah, pandanganku terasa buram dan aku tersungkur pingsan. Tanpa aku tahu, Tuhan telah mendengar do’aku.

***

Aku pandangi pusara makan Keyla yang baru saja dibersihkan dan ditaburi bunga juga dido’akan. Sebenarnya aku masih shock dengan kenyataan ini. Kenapa dia pergi secepat itu, sebelum aku datang dan kembali seperti dulu. Seperti inikah takdir berbicara. Semua ini memang salahku, karena aku Keyla jadi putus semangat dalam memperjuangkan hidupnya, karena aku Keyla jadi merasa lemah. Maafkan akau Keyla. Semua itu bermula gara-gara benda haram itu. Aku terjerumus karena aku terlalu sakit hati melihat kenyataan keluargaku, mama selingkuh dan papa bunuh diri karena terlalu mencintai mama. Dan aku hidup sebatangkara dengan benda haram itu. Tapi Tuhan masih memperhatikanku, dengan bantuan seorang terman yang menolong aku ketika sakau dan membawaku ke panti rehabilitasi. Dan sekarang aku sudah sembuh setelah setahun dikarantina, tapi Keyla terlanjur pergi ketika aku kembali untuk meminta maaf padanya dan menjelaskan semua karena kangker otak sudah memutuskan takdirnya.

“Nak, kamu jangan putus asa karena semua ini, kita memang harus berusaha dalam mengarungi hidup, tapi takdirlah yang menentukan, dan Keyla juga telah berjuang. kamu sabar ya… ibu juga sudah pasrah dan menerima semua kehendak-Nya,” ibu Keyla menyodorkan selembar surat padaku. “Sebelum dia koma dan pergi, dia menitipkan surat ini pada ibu untuk di berikan pada kamu ketika kamu kembali mencarinya. Segera aku buka surat itu yang disertai kalung Keyla.

Hai Raka,

Ketika kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah pergi jauh ke alam sana. Aku sudah berjuang Ka, tapi Tuhanlah yang menentukan semua. Dan aku tidak menyesal atas takdir ini. Yang aku sesali adalah aku tak bisa berbagi semangat dengan kamu. Tapi sudahlah, aku yakin saat ini kamu sudah kembali seperti dulu lagi. Kamu jangan merasa bersalah ya Ka dan aku nggak akan marah padamu, dari awal aku juga memaafkanmu dan menerima kenyataan. Sebenarnya dalam sisa hidupku ini, aku berharap bisa bertemu terakhir kalinya dengan kamu. Tapi pertemuan kita malah di tempat aku berakhir. Manusia hanya bisa berharap tapi Tuhanlah yang menentukan. Sejujurnya aku ingin sekali bertemu denganmu untuk mengetahui kenapa kamu bisa berubah seperti itu. Setiap hari aku selalu bertanya-tanya. Tapi tak ada seorang pun yang mampu menjawabnya selain dirimu. Sampai sekarang aku pun tak tahu, tapi di sisa hidupku aku selalu mendo’akan semoga kamu menemukan jalan yang terbaik, dan kembali padaku. Memang sekarang kamu kembali padaku namun kamu tidak ditakdirkan untukku.

Raka, kamu jangan nangis ya… karena kamu dulu juga melarang aku menangis ketika kamu pergi. Dan aku berharap kamu akan lebih bahagia lagi dalam hidupmu ke depan. Dan aku juga berharap kamu menemukan cinta sejati. Aku memang mencintai kamu dan masih mencintai kamu, tapi sekarang cinta sejatiku adalah di sisi-Nya.

Terima kasih, karena kamu aku bisa merasakan cinta, karena kamu aku mau berjuang hidup, karena kamu aku bahagia.

Maaf Ka, karena aku telah ingkar janji, karena aku tak berada di sisimu ketika kamu rapuh, karena aku gagal untuk bertahan.

Tapi, cintaku padamu bukan karena, tapi walaupun. Walaupun kamu berubah, walaupun kamu lemah, walaupun kamu jahat padaku. Aku tetap mencintai kamu. Kamu harus mengingat kata walaupun itu disaat cinta sejatimu hadir.

Dan kamu harus tetap SEMANGAT ya KA! SEMANGAT!

Dan jaga ibuku tersayang ya… karena beliau juga tidak memiliki siapa-siapa lagi setelah kepergian ayah dan aku. Dan juga jangan lupa jaga jam waktu itu untukku karena waktu dan takdir masih berpihak padamu, dan nyalakan cahaya bintang kita, untuk menerangi hari-harimu ke depan juga jiwamu yang rapuh (tapi aku tak memintamu untuk berjanji, karena janji bisa terkalahkan oleh takdir).

Yang mencintai dan menyayangimu.

Keyla.

Karena matahari hampil tenggelam, aku dan ibu Keyla segera beranjak meninggalkan makam dengan rasa berat tapi perasaan yang ikhlas. Terima kasih Keyla karena mengingat semangatmu dan do’amu, aku menjadi diri sendiri seutuhnya. Aku pandangi rumah terakhir Keyla yang dia huni 5 bulan lalu terakhir kali. Setelah itu kubimbing ibu kembali. Mulai saat ini aku akan berusaha untuk menepati janji bahwa aku akan berjuang sampai sisa hidupku dan menjaga perempuan yang di cintai Keyla juga aku cintai dengan tulus, tapi bukan janji yang terdahulu.

Aku hancur ku terluka

namun engkau lah nafasku

Kau cintaku meski aku bukan di benakmu lagi

Dan ku beruntung sempat memilikimu

Yovie & Nuno

Lamongan, 25 September 2009


***

;;