Senin, 10 Mei 2010

2 Hati dalam 7 Hari

1 hari.

Aku : sudah yakin dengan keputusanmu?
Dia : yah! aku sangat yakin!
Aku : nggak takut tersakiti lagi?
Dia : Nggak! karena aku pasti bisa melewati semuanya.


2 hari

Dia : Aku menyesal mengapa ini aku lakukan.
Aku : kenapa bisa begitu, katanya kamu sudah yakin....
Dia : ternyata ini lebih menyakitkan dari yang sebelumnya.
Aku : memang apa yang dia lakukan padamu??
Dia :..................


3 hari

Dia : aku nggak bisa menerima kenyataan.
Aku : itulah hidup.
Dia : ...............
Aku : aku ingin menangis.
Dia : kenapa?
Aku : karena kamu nggak bisa terima kenyataan.
Dia : Aku sudah mencoba. Tapi aku selalu ingin dan ingin......
Aku : Berhentilah untuk melihat satu sisi.
Dia : Mengapa?
Aku : Karena masih banyak sudut yang lain yang perlu kamu lihat.
Dia: baiklah....Q kan mencoba.

4 hari

Dia : Lebih baik aku mati!
Aku : kenapa berfikir itu lebih baik?
Dia : karena aku nggak bisa memilikinya.
Aku : Aku ingin menangis.
Dia : kenapa kamu selalu ingin menangis ketika aku rapuh?
Aku : karena kamu nggak mau melihat sisi yang lain.
Dia : apa maksud kamu?
Aku : Suatu saat kamu pasti tahu.


5 hari

Dia : Yah! kenyataan adalah kenyataan.
Aku : Hidup adalah hidup. dan kematianlah pemutusnya....
Dia : Bisa aja kamu....
Aku : Tidak ada yang tidak mungkin.
Dia : Ada yang tidak mungkin, antara hatiku dan kenyataan.
Aku : pasti ada jalan lain. Namun kamu belum menyadarinya.
Dia : semuanya sudah aku sadari.
Aku : terserah kamu.....

6 hari

Aku : Satu titik diantara dua koma.
Dia : maksudnya?
Aku : Satu hati diantara dua jiwa.
Dia : yah! terserah kamu deh....
Aku : kamu sudah baikkan???
Dia : Sebenarnya belum. Tapi biarlah.......
Aku : yah! pasti ada cara lain.


7 hari

Aku : aku ingin menangis.
Dia : kenapa?
Aku : karena nggak ada yang mau menyadari kenyataan.
Dia : Aku sudah menyadarinya kok! aku akan berusaha lagi! selalu ada jalan kan?
Aku : yah! selalu.... Tapi, sepertinya jalan menghilang dari pandanganku.
Dia : Kenapa sekarang kedudukan kita yang terbalik?
Aku : Yah! karena kamu.
Dia : aku kenapa?
Aku : kamu yang menghancurkan jalanku.
Dia : ???
Aku : karena kamu tetap berjalan di sisinya. Bukan di sisiku.
Dia : maaf..........

***

;;